🧶Menyulam Waktu dan Ingatan: Sentuhan Personal Eunice Sanchez di ISA Art Gallery
Menyulam Waktu dan Ingatan: Sentuhan Personal Eunice Sanchez di ISA Art GalleryDi sebuah sudut tenang di ISA Art Gallery, dua karya kain berwarna biru tua tampak sederhana namun menyimpan keheningan yang dalam. Di sanalah seniman asal Filipina, Eunice Sanchez, menaruh jejak kenangannya, menjahit waktu dan ingatan dalam teknik yang tak biasa—cyanotype.
Lewat karya berjudul “Summer 1999” dan “Threshold”, Eunice mengajak pengunjung merenungi hubungan antara tubuh, waktu, dan kenangan yang nyaris hilang. Cyanotype sendiri merupakan teknik cetak kuno yang menggunakan sinar matahari untuk menciptakan bayangan biru. Tapi bagi Eunice, teknik ini lebih dari sekadar proses—ia adalah cara untuk merekam hal-hal yang tak bisa diucapkan.
Dalam “Summer 1999”, misalnya, Eunice menenun kembali fragmen masa kecilnya. Guratan benang yang halus di atas latar biru seperti mengajak kita menyusuri jalan setapak kenangan: sejuk, samar, namun akrab. Karya ini tidak hanya bercerita tentang dirinya, tetapi juga tentang kita semua—tentang memori masa lalu yang pelan-pelan kabur, tapi tak pernah benar-benar pergi.
Sementara “Threshold” menghadirkan suasana berada di antara dua titik—di ambang perubahan, di depan pintu yang belum terbuka. Kain dan benang menjadi medium untuk menyampaikan rasa ragu, harap, dan diam yang sering kali tak mampu dijelaskan dengan kata-kata.
Karya-karya Eunice dipamerkan dalam A Fold in Time, sebuah pameran kolaboratif yang mengangkat suara para seniman perempuan dari Asia Tenggara. Pameran ini menyoroti cara mereka memaknai tubuh, identitas, alam, dan sejarah melalui pendekatan yang personal dan beragam.
Dalam keheningan ruang galeri, karya Eunice menyampaikan sesuatu yang sangat manusiawi: bahwa kita semua sedang menyimpan sesuatu. Dan melalui sulaman benang dan cahaya matahari, Eunice dengan lembut mengingatkan kita bahwa memori—betapapun samar—tetap layak untuk dikenang.
Pameran A Fold in Time masih berlangsung hingga 20 Juni 2025 di ISA Art Gallery, Jakarta. Jangan lewatkan kesempatan untuk menyaksikan karya-karya yang merayakan suara perempuan dan keheningan yang menyentuh.
