Merajut Sunyi, Menyulam Ingatan: Benang-Benang yang Bicara di Gajah Galeri Jakarta

12 April 2025, Di sebuah ruangan putih yang tenang di Gajah Galeri Jakarta, benang-benang menggantung, menjuntai, bahkan melingkar tak tentu arah. Sekilas tampak seperti kusut. Tapi bagi mereka yang berhenti sejenak, benang-benang itu justru mulai bercerita.*

Pameran seni instalasi bertajuk *"Mengurai Ingatan"* ini menjadi salah satu pameran paling hangat dibicarakan di kawasan Cikini belakangan ini. Diselenggarakan sejak awal April 2025, pameran ini menghadirkan karya-karya dari tiga seniman muda: Dita Rasyid, Gendis Wulan, dan kolektif tekstil *Senandika*. Semuanya menggunakan benang sebagai medium utama.

Salah satu karya yang paling menarik perhatian berjudul *“Lilit”*, sebuah instalasi benang merah muda pucat yang menjalar dari langit-langit hingga lantai, lalu membentuk pola menyerupai lekuk tubuh manusia yang tertidur. Tidak ada suara. Tidak ada gerakan. Tapi sensasinya menyentuh. 

“Benang ini saya rajut setiap kali saya merasa kehilangan arah,” ujar Dita Rasyid, sang seniman, sambil tersenyum kecil. “Jadi waktu pengunjung melihat, saya ingin mereka merasakan keheningan yang sama, dan mungkin, menemukan cerita mereka sendiri di antara simpul-simpul itu.”

Tak seperti pameran instalasi pada umumnya yang cenderung kaku dan monumental, *“Mengurai Ingatan”* justru mengajak pengunjung untuk mendekat. Tidak sedikit yang secara spontan menyentuh atau bahkan duduk di antara tumpukan benang—sebuah interaksi yang memang sengaja dibuka oleh para seniman.

“Saya merasa seperti kembali ke masa kecil, waktu lihat benang-benang ini. Ada sesuatu yang sangat personal,” kata Adnan (26), pengunjung yang datang bersama temannya. “Kayak diingatkan sama ibu, atau rumah yang lama gak didatangi.”

Kurator galeri, Raras Widyaningrum, menyebut benang sebagai medium yang “sederhana tapi penuh makna.” Dalam keterangan pameran, ia menulis bahwa benang adalah metafora dari relasi manusia: bisa saling mengikat, menyambung, tapi juga mudah putus bila tidak dijaga.

Gajah Galeri sendiri memang dikenal sebagai ruang yang terbuka untuk eksplorasi media tak konvensional. Pameran kali ini melanjutkan tradisi tersebut dengan menghadirkan pengalaman seni yang tak melulu harus rumit atau abstrak—cukup dengan benang dan cerita yang jujur.

Pameran *“Mengurai Ingatan”* akan berlangsung hingga 5 Mei 2025. Pengunjung bisa datang tanpa biaya masuk, setiap Selasa hingga Minggu pukul 10.00—18.00 WIB.

Kadang, untuk menyentuh hati, tidak perlu karya besar. Cukup segulung benang, dan niat untuk merajut kembali yang sempat terurai.

Postingan populer dari blog ini

Seni Instalasi Monument of Sense: Kolaborasi Sunaryo dan Arkiv Vilmansa di Semesta Arkiv

Introduction me