Art Lab Erasmus Huis: Ruang Aman untuk Imajinasi dan Ekspresi Anak Muda

 Jakarta 2025, ada sebuah ruang kecil yang menghadirkan suasana berbeda. Bukan kafe kekinian atau studio seni eksklusif, melainkan sebuah laboratorium kreatif yang tumbuh dari semangat kolaborasi lintas budaya. Namanya Art Lab Erasmus Huis.

Terletak di kompleks Kedutaan Besar Belanda di Kuningan, Jakarta Selatan, Art Lab menjadi magnet baru bagi anak muda yang ingin menyalurkan ekspresi seni tanpa batas. Di tempat ini, lukisan, instalasi, musik, puisi, hingga seni performatif bersatu dalam satu semangat: merayakan keberagaman suara dan pengalaman.

Art Lab memang bukan galeri seni biasa. Program-program yang ditawarkan mengutamakan 'eksplorasi personal', kolaborasi, dan keberanian untuk mengangkat isu-isu sosial—mulai dari lingkungan, identitas, hingga kesehatan mental.

“Art Lab memberi ruang bagi kita untuk jujur, bahkan pada hal-hal yang selama ini mungkin tidak kita berani bicarakan,” kata Rani (21), salah satu peserta workshop seni dan aktivisme yang digelar beberapa waktu lalu. Ia mengaku merasa lebih berani menyuarakan keresahannya lewat kolase dan puisi setelah mengikuti kegiatan di sini.

Yang menarik, Art Lab tak membatasi siapa yang boleh ikut. Pelajar, mahasiswa, seniman muda, hingga orang-orang yang baru mulai mengenal seni pun bisa turut serta. Banyak di antara mereka datang bukan sekadar untuk belajar seni, tapi juga untuk merasa diterima.

Selain itu, Art Lab juga rutin mengundang seniman dari Belanda untuk berkolaborasi dengan kreator muda Indonesia. Dari sinilah lahir karya-karya lintas negara yang bukan hanya menarik secara visual, tapi juga menyentuh sisi emosional dan sosial penontonnya.

Dengan suasana yang inklusif dan program yang berpihak pada kemanusiaan, Art Lab Erasmus Huis telah menjadi lebih dari sekadar ruang pamer. Ia menjadi "rumah kedua" bagi banyak anak muda—tempat mereka bisa tumbuh, mendengar, dan akhirnya bersuara.

Dan yang paling menyenangkan: semua program dan pameran bisa diakses secara gratis.


Postingan populer dari blog ini

Seni Instalasi Monument of Sense: Kolaborasi Sunaryo dan Arkiv Vilmansa di Semesta Arkiv

Introduction me