Uniknya Laminal Echo : Napas Laut dalam Instalasi Ubur-Ubur & Anemon Karya Arkiv Vilmansa & Erwin Windu
Jakarta, 11 maret 2025 – Instalasi seni "Laminal Echo" karya Arkiv Vilmansa dan Erwin Windu Pratama menghadirkan pengalaman imersif yang menyorot dinamika kehidupan laut. Berbentuk ubur-ubur raksasa yang dapat mengembang dan mengempis, karya ini seolah bernapas, menciptakan ilusi gerakan organis yang menawan. Melalui perpaduan cahaya, warna, dan tekstur, instalasi ini mengajak pengunjung untuk merasakan keajaiban dan kerentanan ekosistem laut dalam perspektif seni kontemporer.
Pameran Semesta Arkiv di Galeri Nasional Indonesia menghadirkan berbagai eksplorasi seni dari Arkiv Vilmansa, salah satunya adalah instalasi berbentuk ubur-ubur raksasa hasil kolaborasi dengan seniman Erwin Windu Pranata.
Instalasi Semesta Arkiv karya Erwin Windu Pranata menampilkan bentuk-bentuk inflatable berwarna oranye terang dari bahan kain, webbing hitam, dan lapisan reflektor perak-material yang mengingatkan pada pelampung keselamatan. Bentuk seperti pelampung keselamatan itu memiliki makna filosofis yang dalam yaitu pelampung dinilai sebagai perwujudan dari banyaknya laut dan keberagaman laut yang harus dijaga keberadaannya. Ini terkait dengan rusaknya lingkungan laut yang disebabkan oleh tercemarnya laut karena sampah dan rusaknya laut karena global warming.
Bentuk tentakel organiknya, mirip anemon atau ubur-ubur alien berwarna oranye, bergerak ritmis berkat pompa udara yang menciptakan ilusi gerakan napas atau arus bawah laut yang memberikan kesan realistik dan unik. Efek ini memberikan pengalaman imersif bagi pengunjung, seolah-olah mereka berada di kedalaman laut yang terus berdenyut dalam siklus kehidupan
Karya ini mengajak pengunjung merenungkan hubungan antara manusia dan ekosistem laut, serta pentingnya menjaga kelestarian biota laut Indonesia. Pameran ini dibuka di Galeri Nasional Indonesia pada tanggal 22 Februari hingga 11 Maret.
Meski pendekatan konseptual Pranata bertolak belakang dengan gaya minimalis Arkiv, kolaborasi ini justru menyoroti ketertarikan bersama pada reinterpretasi objek sehari-hari. Dengan menyatukan estetika main-main dan eksplorasi filosofis, karya ini mengubah bentuk sederhana dan warna berani menjadi medium makna baru, Semesta Arkiv mencerminkan keyakinan Pranata bahwa seni adalah ruang dialog-sebuah pintu bagi penonton dan seniman untuk menciptakan kemungkinan kreatif tanpa batas.
Melalui "Semesta Arkiv", para seniman berharap dapat membuka ruang dialog antara seni dan masyarakat. Mereka ingin mengajak pengunjung untuk lebih peduli terhadap isu-isu lingkungan, khususnya yang berkaitan dengan kelestarian laut Indonesia. Dengan pendekatan yang interaktif dan penuh makna, pameran ini diharapkan dapat menginspirasi tindakan nyata dalam menjaga dan melestarikan kekayaan alam Indonesia.
Selain kolaborasi dengan Erwin Windu Pranata, Arkiv juga bekerja sama dengan seniman lain seperti Sunaryo, Darbotz, dan Mulyana (Mangmoel). Pameran ini tidak hanya menampilkan perkembangan karier seni Arkiv, tetapi juga menggali wacana perkembangan seni rupa Indonesia melalui eksplorasi seni, teknologi, dan kemanusiaan. Kurator Rizki A. Zaelani menyatakan bahwa "Semesta Arkiv" merupakan refleksi dari perjalanan kreatif Arkiv yang terus bereksplorasi dan berkolaborasi untuk menghadirkan karya-karya yang relevan dengan isu-isu kontemporer.
Pameran "Semesta Arkiv" terbuka untuk umum setiap hari mulai pukul 09:00 hingga 19:00 WIB. Tiket masuk tersedia dengan harga Rp50.000 untuk dewasa dan Rp25.000 untuk anak-anak usia 3-12 tahun. Anak di bawah 3 tahun dan lansia di atas 60 tahun dapat masuk secara gratis. Informasi lebih lanjut dapat diakses melalui situs resmi Galeri Nasional Indonesia.